Labuhanbatu_news

Situs Pribadi (Memuat Berita-Berita Seputar Labuhanbatu)

Google

18 Maret 2007

BM3 Labuhanbatu Berikan Bantuan Pada Korban Gempa Sumbar

Badan Musyawarah Masyarakat Minang ( BM3 ) kabupaten Labuhanbatu akan menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa bahan pangan, selimut dan lainnya kepada para korban gempa di Padang, Provinsi Sumatera Barat, yang melanda daerah itu beberapa waktu lalu.
Demikian dikatakan ketua BM3 kabupaten Labuhanbatu, H Jafri S.Sos, Minggu ( 18 ) disela-sela keberangkatannya, di Rantauprapat. "Insya Allah, Minggu malam kita akan sampai kelokasi dan berkoordinasi kepada aparat setempat, untuk mengetahui lokasinya", ucap Jafri.
Untuk tahap pertama , tambahnya, mereka akan membawa bantuan berupa uang yang nantinya setiba dilokasi akan di belanjakan. Sebab, dana yang telah terkumpul oleh pihak BM3, sekitar Rp. 22 juta, bersumber dari para pedagang kaki lima dan anggota. "Semua dana diperoleh merupakan bantuan kemanusiaan dari para pedagang", ungkapnya. Serta, imbuhnya, "Akibat keterbatasan waktu yang dimiliki, dana bantuan tersebut, terpaksa kita belanjakan setelah setibanya dilokasi, sebab sebelumnya BM3 juga telah ada koordinasi dengan pejabat setempat", ujarnya.
Dari hasil koordinasi itu, Jafri mengatakan, beberapa daerah yang akan diberikan bantuan. Antara lain, Kotamadya Tebing Tinggi, Kotamadya Padang Panjang, Kabupaten Pariaman, Kabupaten Solok, Kotamadya Solok, Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Bantuan itu nantinya direncanakan oleh BM3 akan diserahkan langsung ke setiap lokasi.
Hal penyerahan bantuan secara langsung, selain dalam memberikan dana kemanusiaan juga untuk lebih merasakan penderitaan para korban bencana, kita akan langsung menyerahkannya, tambah Jafri. "Kita berharap, apa yang kita lakukan nanti, para korban dapat terbantu dan sedikit mengobati perasaan luka mereka. Apapun ceritanya, mereka juga termasuk saudara-saudara kita. Dasar itulah BM3 terpanggil untuk berbuat", katanya lagi, sembari menambahkan, ada 9 orang yang akan menyerahkan bantuan itu, terdiri dari, utusan pedagang kaki lima, ulama dan pengurus inti BM3 Labuhanbatu.

16 Maret 2007

PEMBANGUNAN JEMBATAN PENYEBERANGAN, SOLUSI KESELAMATAN JIWA PESERTA DIDIK

Intensitas prasarana jalan darat di kota Rantauprapat ditengarai terjemahan fenomena kian bergairahnya geliat perkembangan pembangunan kota yang bermottokan 'Ika bina EnPabolo', sebagai Ibukota Kabupaten Labuhanbatu.

Namun, disebalik itu, dengan semakin padatnya arus lalu lintas di daerah ini, pada titik-titik ramainya, berindikasi rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas (lakalantas) dan kemacetan arus lalu lintas.
Akumulasi kepadatan, khususnya terjadi pada jam-jam sibuk aktivitas keseharian masyarakat dan khususnya para peserta didik dunia pendidikan, seperti contoh pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) No.112143, SDN No.115530 dan SDN No.112334 dibilangan jalan Ahmad Yani- Rantauprapat, dengan masing-masing sekolah menampung siswa takkurang dari 500-an orang peserta didik.
Sehingga, sekira 1.500-an anak pada jam masuk dan jam keluar sekolah akan memadati Jalan Lintas Sumatera (jalinsum) itu.
Kekhawatiran akan keselamatan jiwa para anak didik yang menimba ilmu di Sekolah itu, mengundang keprihatinan salah seorang masyarakat yang juga sebagai orang tua dan wali siswa peserta didik di SDN No.112143 itu, Kosim Rambe, Jumat (16/3) di Rantauprapat mengatakan, "Kepadatan arus lalu lintas di kota Rantauprapat, khususnya jalan A.Yani –Rantauprapat sudah diambang batas, sehingga sangat mengancam keselamatan jiwa para anak didik yang sekolah di 3 SDN beralamat di jalan itu", katanya penuh khawatir.
Sebenarnya dengan kondisi demikian telah menjadi keprihatinan seluruh warga masyarakat yang berdomisili di kota Rantauprapat, Tak ayal, dalam upaya mengantisipasi kemacetan dan rawan terjadinya lakalantas, disikapi kesigapan personil Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort (Lantas-Polres) Labuhanbatu, dalam mengatur arus lalulintas dan membantu peserta didik yang notabene masih dini usia untuk melakukan penyeberangan di jalan raya. "Untungnya pihak kepolisian tanggap dengan kondisi yang demikian, sehingga selalu bahkan setiap saat siaga di persimpangan tiga jalan A.Yani dan jln. Kartini-Rantauprapat itu", ungkap Kosim Rambe seraya merasa perlu mengucapkan rasa bangga dan terima kasihnya kepada jajaran Polantas di wilayah itu.
Demi kenyamanan pengguna jalan dan keamanan peserta didik, kemacetan arus lalulintas sudah saatnya diantisipasi dengan menerapkan solusi berupa pembangunan infrastruktur jembatan penyeberangan pada titik itu, harapnya.
Pembangunan fisik jembatan penyeberangan memang membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, namun bukan merupakan alasan sehingga lantas patah arang, solusi terbaik kata Kasek SDN No.112143, Rosmawarnida,S.Pd dan Ketua Komite Sekolah itu, Drs. Iskandar, Jumat(16/3) di komplek Sekolah itu mengatakan, demi keindahan dan pembangunan yang sesuai dengan program Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota, khususnya mengantisipasi berbagai masalah didunia pendidikan, sebenarnya bukan melulu tanggung jawab pemerintah.
"Segeralah komponen masyarakat dalam hal ini Badan Usaha Swasta yang ada di kota Rantauprapat agar dapat segera dijalin sebagai mitra degan tujuan untuk dirangkul dalam memberikan peransertanya", kata Iskandar mengantungkan harapannya.
Kompensasinya, urainya, dengan memberi kemudahan dan keuntungan secara timbal balik berupa pemberian dispensasi penyediaan tempat reklame pada fisik jembatan penyeberangan, dengan membebaskan peraturan daerah (Perda) yang mengatur pengutipan retribusi disektor itu hingga batas waktu yang ditentukan kemudian melalui kesepakatan bersama antara pihak pemerintah dan beberapa badan usaha swasta yang ada, tegasnya.

08 Maret 2007

TAHUN 2006, LABUHANBATU MENGALAMI SWASEMBADA BERAS BRUTO

PRODUKSI dan Konsumsi Beras se Kabupaten Labuhanbatu tahun 2006 mengalami swasembada beras bruto sebanyak 175.153 ton, demikian dikatakan, Nizamuddin,SE,Msi di ruang kerjanya, Kamis(8/3).
Hal itu berkaitan dengan kian meningkatnya hasil produksi padi dengan tingkat penghasilan Gabah Kering giling (GKG) Padi sebanyak 281.145 Ton atau rata-rata 62,30 % dari jumlah beras bruto, sedangkan jumlah konsumsi beras perbulan perkapita adalah 8,30 Kg atau 99,6 Kg perkapita pertahunnya.
"Dari jumlah penduduk Labuhanbatu sebanyak 951 ribu jiwa ditahun 2005 atau dengan data sementara di tahun 2006, sebanyak 987.157 jiwa, setiap warga mengkonsumsi rata-rata 8,30 Kg beras perbulan dan 99,6 kg perorang pertahun",katanya.
Sehingga,dengan kalkulasi produksi beras 175.153 Ton di kurang dengan jumlah konsumsi beras masyarakat Labuhanbatu, maka daerah ini mengalami Surplus beras sebanyak 76.832 Ton.
Dari data yang ada, kata Nizamuddin, kecamatan di Labuhanbatu yang paling banyak mengkonsumsi beras perbulannya adalah daerah Rantau Utara dengan quontum 716,073.76 Kg, disusul kecamatan Kualuh hulu sebanyak 546,707.10 Kg dan Bilah hilir sebanyak 452,827.21 Kg.
"Jumlah produksi beras yang ada di Labuhanbatu, belum termasuk pasokan beras yang dilakukan oleh pihak Kansilog Labuhanbatu, melalui program yang gencar dilakukan dengan pelaksanaan Operasi Pasar Murah (OPM)Beras dan penyaluran Beras untuk masyarakat miskin (Raskin)", paparnya.
Sedangkan, dari tabel rata-rata konsumsi gula perkapita perbulannya, untuk kebutuhan masyarakat di Labuhanbatu, kata Nizamuddin, rata-rata 'memakan' gula sebanyak 9,822,212.15 ons.
Padahal, lanjutnya, jika dibandingkan untuk jumlah konsumsi gula se- Sumatera Utara rata-rata, hanya 101,957,993 ons dari jumlah penduduk Sumatera utara sebanyak 12.643.000 jiwa.
Kecamatan terbanyak mengkonsumsi gula di Labuhanbatu, ungkapnya adalah Kualuh hulu 668,377.50 ons, disusul Bilah hilir 533,396.16 ons dan Rantau utara dengan jumlah 475,109.25 ons, selanjutnya kecamatan Kampung Rakyat 499,809.69 ons dan Bilah hulu sebanyak 419,049.69 ons .
"Kesuluruhan data itu, telah dipaparkan pada Musrenbangda forum SKPD dan SKPD Gabungan yang diselenggarakan di ruang data dan karya setdakab Labuhanbatu",katanya.

LABUHANBATU DALAM ANGKA DAN DATA STATISTIK

KONDISI eksistensi Labuhanbatu Tahun 2006 dan kondisi yang diharapkan pada Tahun 2007-2010 mendatang, terangkum dalam angka-angka dan Tupoksi yang ada di Badan Pusat Statistik (BPS) Labuhanbatu.

Dalam upaya menyediakan informasi statistik yang berkualitas, lengkap, akurat, relevan, mutakhir dan berkualitas, BPS Labuhanbatu melakukan peningkatan upaya saling koordinasi integral, sinkronisasi dan standarisasi kegiatan statistik dalam kerangka statistik nasional yang handal, efektif dan efisien, selain peningkatan kapasitas Sumber Daya secara optimal, sesuai tuntutan perkembangan ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Informasi mutakhir.
Sistimatika penyajiannya, dengan merangkum kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan Sensus Penduduk (SP), Sensus Pertanian (ST) dan Sensus Ekonomi (SE), selain itu, dilakukan juga berbagai survei, dimana dalam pelaksanaan Survei Harga, baik, HK, HP, HPB dan HPBS, juga untuk melakukan Survei Hotel (VHTL, VHTS) dan Simopel serta Survei Keuangan, dilakukan melalui Seksi Distribusi, sedangkan Seksi Sosial yang ada di BPS Labuhanbatu dipercayakan untuk melaksanakan Survei Upah, SUSENAS, SAKERNAS, SUPAS dan SDKI, untuk Seksi Nerwilis bertugas melakukan Quick Counting, SKS, SKIO dan SKLNP, terakhir Seksi Produksi yang melakukan Ubinan, Survei Konstruksi dan Survei Peternakan.
Menurut Nizamuddin, SE, Msi, Kepala BPS Labuhanbatu, Kamis (8/3), berdasarkan data hasil Sensus dan Survei yang telah dilakukan pada tahun 2006 lalu, sehingga didapat data jumlah Penduduk Labuhanbatu sebanyak 987 ribu jiwa lebih, meningkat dari tahun 2005 yang hanya masih dideret angka 951 ribu jiwa lebih, sedangkan untuk tahun 2007, katanya ditargetkan 1.003.000 jiwa hingga akhirnya ditahun 2010 hanya 1.085.000 jiwa.
"Data-data itu, merupakan paparan yang disampaikan pada kesempatan acara forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Labuhanbatu tahun 2007 beberapa waktu lalu di ruang Data dan Karya Setdakab Labuhanbatu", unagkapnya.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Labuhanbatu, katanya, telah terjadi peningkatan secara signifikan, sebab ungkapnya, ditahun 2005 hanya 4,14% sedangkan ditahun 2006 telah 5,44% atau meningkat 1,30%, "Sedangkan target pencapaian ditahun 2007, 6,12% atau 7,66% ditahun 2010", tegasnya.
Untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADH Berlaku Labuhanbatu, ungkap Nizamuddin, ditahun 2006 meningkat menjadi Rp.12,26 Triliun dari Rp.10,92 triliun dari tahun 2005 lalu, target pencapaian ditahun 2007 adalah Rp.14,08 Triliun atau Rp.21,93 triliun ditahun 2010 mendatang.
Untuk PDRB Perkapita ADH ditahun 2005 Rp.11,47 juta, tahun 2006 katanya telah meningkat menjadi Rp.12,54 juta, tahun 2007 Rp.14,03 juta hingga tahun 2010 Rp. 20,20 juta, " PDRB ADH Konstan 2000 Labuhanbatu, tahun 2005 hanya Rp.7,01 Triliun, sedangkan Tahun 2006 telah meningkat menjadi Rp.7,39 Triliun, target tahun 2007 diupayakan mencapai Rp.7,84 Triliun dan menjadi Rp9,67 triliun ditahun 2010 mendatang", urainya.
Seiring dengan peningkatan itu, aku Nizamuddin, "Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Labuhanbatu juga teramat berperan, sehingga ditahun 2005 yang hanya 71,01 menjadi 71,42 ditahun 2006 dan diupayakan tahun 2007 menjadi 71,59 hingga ditahun 2010 mencapai 72,46", jelasnya.
Angka tinkat melek huruf di Labuhanbatu, juga menjadi indikasi penentu dalam suatu LPE, katanya, adapun untuk Labuhanbatu sendiri, ungkapnya ditahun 2005 adalah 96,0% dan ditahun 2006 telah meningkat menjadi 97,16%, untuk tahun 2007 akan diupayakan dicapai 97,21% atau 97,39 ditahun 2010 mendatang.
Lain halnya dengan Angka Harapan hidup yang tahun 2005, 66.2 telah mengalami peningkatan menjadi 66.50 dan tahun 2007 ditargetkan 66.81. Total Fertility Rate (TFR) atau rata-rata angka Kelahiran PUS dari tahun 2005 mencapai 3.09, telah mampu ditekan menjadi 2.98, sehingga ditahun 2007 menjadi 2.89 atau 2.64 pada tahun 2010 mendatang. Per-1000 angka kelahiran di Labuhanbatu, imbuhnya, Infant Mortality Rate(IMR), atau rata-rata angka Kelahiran Hidup," Tahun 2005 mencapai 47.6, telah mampu ditekan menjadi 46.71 ditahun 2006, secara signifikan akan diusahakan untuk terus dilaksanakan penurunannya menjadi 45.84 ditahun 2007 yang akhirnya ditahun 2010 akan menjadi 43.32",tandasnya.

07 Maret 2007

DEPOSITO SYARIAH BNI RANTAUPRAPAT, MASIH KURANG DIMINAT MASYARAKAT

Minat Masyarakat Rantauprapat masih minim dalam memamfaatkan layanan keuangan syariah yang disediakan oleh Bank BNI cabang Rantauprapat, khususnya dengan ketersediaan layanan Deposito Syariah.
Hal itu dikatakan oleh H.Amrin,SE Kepala Cabang BNI Rantauprapat melalui Dewi, staff Customer Service(CS), Rabu(7/3) di Rantauprapat.
"Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Deposito syariah yang ada di BNI Rantauprapat sangat minim", katanya tanpa merinci akumulasi dana Deposito dimaksud. Kurang diketahui secara pasti lemahnya minat masyarakat dalam berpartisipasi, apakah produk itu masih belum dikenal nasabah, dalam hal ini masyarakat, atau bagi hasil/pendapatan yang diterima nilainya masih dibawah pendapatan yang diperoleh melalui Deposito di Bank-Bank konvensional, ujar Dewi berasumsi.
Bank BNI Rantauprapat sendiri, katanya, selain sebagai Bank konvensional dalam memberikan produk-produk umum, seperti Deposito, Tabungan konvensional, Tabungan Haji Indonesia (THI), Tabungan Pendidikan Nasional (Tapenas), layanan umum ATM, dan layanan lainnya, sedangkan di bidang Syariah, aku Dewi, juga memberikan ketersediaan Tabungan syariah dan THI syariah, selain Deposito Syariah.
Padahal, imbuhnya, keuntunggan yang akan diperoleh dalam berinvestasi berjangka yang terus tumbuh dalam Deposito syariah BNI, melalui Mudharabah muthlaqah pengelolaan dana dalam kemurnian hingga melebihi keuntungan yang di perkirakan sebelumnya, sebab, ulas Dewi, dana masyarakat (Pemilik dana/shahibul maal) akan memperoleh keuntungan dengan bagi hasil antara pihak penabung dan pihak bank sesuai dengan nisbah yang disepakati, sebab oleh Bank BNI Syariah, katanya mudharib dapat dioperasikan untuk memperoleh keuntungan.
Persyaratan dalam mengikuti program itu, urainya, selain dengan nominal Deposito yang minimal Rp. 5 juta, pihak mudharabah mesti mengisi formulir aplikasi deposito, beserta melampirkan foto kopi identitas diri baik KTP/SIM/Paspor, juga, jangka waktu dapat dipilih antara lain, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan, bagi hasil yang akan diperoleh nasabah dikenakan pajak 20% untuk nominal deposito Rp.7,50 juta, sedangkan pencairan Deposito hanya dapat dilakukan di cabang pemelihara rekening, sehingga aman , karena tidak dapat dicairkan oleh pihak lain tanpa surat kuasa. Apabila deposito dicairkan di cabang bukan pemelihara rekening, di berlakukan sebagai inkaso, katanya. Kata Dewi mengingatkan, "Investasi para nasabah akan disalurkan untuk pembiayaan uasaha produktif yang halal, selain dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan", tandasnya

05 Maret 2007

YULB AKAN SELF EVALUATION DALAM MENGHADAPI ARUS GLOBAL

RENDAHNYA mutu pendidikan di negara ini dapat dilihat dari berbagai hal, seperti masih terdapatnya penduduk yang buta aksara, sebanyak 15.4 juta orang, sedangkan partisipasi penduduk usia 19-24 tahun yang seharusnya mengikuti Perguruan Tinggi (PT) juga relatif kecil dibandingkan dengan negara-negara Asean. Dimana pada tahun 2003, Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan tinggi baru hanya 14,26 %, sedangkan Malaysia telah mencapai 28,26%, terlebih lagi Thailand 31,92 % dan Amerika Serikat 71,62%.
Demikian dikatakan DR.H.Amarullah Nasution,SE,MBA, Pendiri/Ketua Yayasan Universitas Labuhanbatu (YULB), Senin (5/3) di Auditorium YULB seputaran jalan. S.M.Raja No.126 A-Rantauprapat, pada sidang senat terbuka acara wisuda lulusan sekolah-sekolah tinggi di lingkungan YULB.
Dikatakannya lagi, Data Susenas tahun 2001, menunjukkan bahwa 82,2% dari lulusan PT masih bekerja sebagai buruh atau karyawan biasa, apalagi sekarang tuntutan stakeholder atau masyarakat semakin tinggi, sehingga para lulusan PT merasa belum yakin dengan ijazah semata, tetapi ulas Amarullah, juga mesti memiliki kecakapan dan keterampilan khusus atau sertifikasi keahlian yang di keluarkan oleh Asosiasi Profesi.
Dari 100 PT terbaik di Asia, ujarnya, terdapat di Jepang 36, Australia 13, Cina 9, Korea Selatan 8, Israel 6, Hongkong 7, Taiwan 3, India 3, New Zealand 3, Singapura 2, Turki 2, sedangkan di Indonesia dengan nilai 0, padahal tegas Amarullah, di Indonesia terdapat 82 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan hampir 2600 Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Dalam pengembangan dan pencapaian Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK), kita juga masih jauh tertinggal, sebagai contoh katanya, dalam pemamfaatan Information and Communication technologies (ICT), Indonesia jauh tertinggal, sebab aku Amarullah, kepemilikan Personal computer (PC) per 100 orang Indonesia baru hanya 1.19, sedangkan Hongkong sudah mencapai 42.20, Jepang 38.22, Korea 55.80, Kuwait 16.10, Malaysia 16.69, Singapura 62.20, Taiwan 47.14, Thailand 3.98, dan Cina 2.76.
Jumlah pemakai internet di Indonesia sendiri, kata Amarullah, baru hanya 2.5 juta jiwa, sedangkan India sudah 7,5 juta, dimana kata Amarullah menurut Bank Dunia posisi daya saing Indonesia diantara 30 negara yang berpenduduk diatas 20 juta adalah urutan ke-28.
PTS sebagai mitra Pemerintah katanya, dalam penyelenggaraan Pendidikan Tinggi mempunyai kedudukan yang amat strategis dan signifikan dalam mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Tanpa SDM berkualitas, imbuhnya, Indonesia akan selalu tertinggal dan akan selalu di jajah, walaupun Sumber Daya Alam (SDA) melimpah. Singapura dan Jepang sendiri, dicontohkan Amarullah sebagai negara yang minim dalam SDA, tetapi memiliki SDM yang berkualitas mampu meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Sedangkan PTN yang jumlahnya hanya 82 buah di Indonesia, sudah jelas tidak akan mampu meningkatkan kualitas SDM masyarakat Indonesia yang begitu banyak, ditambah karena keterbatasan dana Pemerintah, sehingga disinilah peran PTS yang jumlahnya hampir 2600 sangat berperan dalam membantu pengelolaan peningkatan kualitas SDM, tuturnya.
Yayasan ULB sendiri, akunya sebagai salah satu PTS yang ada, berupaya mempunyai kekhasan atau kekhususan sendiri dalam menciptakan jati diri yang unggul dalam suatu bidang, sehingga dalam menghadapi arus global yang kian kuat berupaya seoptimal mungkin memberikan kemampuan lebih pada lulusannya, terutama dalam Bahasa Inggris, Komputer dan tekhnik. Oleh sebab itu, katanya YULB setiap saat akan melakukan evaluasi diri ( self evaluation) untuk mengetahui kelemahan, kekurangan dan kekuatan yang dipunyai atau tantangan yang mungkin dihadapi kedepan. Pada acara tersebut, mewisuda/ti para mahasiswa/ti sebanyak 132 orang, terdiri dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) mewisuda mahasiswa sebanyak 11 orang, Sekolah tinggi Ilmu Hukum (STIH) sebanyak 9 orang, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian dan Perkebunan (STIPPER) sebanyak 4 orang, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) sebanyak 4 orang, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Biologi sebanyak 44 orang, STKIP Matematika sebanyak 34 orang, STKIP PPKN sebanyak 26 orang.

Tahun 2006, RSUD Rantauprapat Layani 7373 Pasien Gakin

Sepanjang tahun kerja 2006 lalu, RSUD Rantauprapat mengalami lonjatan kunjungan dan pelayanan pasien dari berbagai kalangan yang cukup meningkat tajam. Hal ini membuktikan jumlah kepercayaan masyarakat di daerah ini dari hari kehari semakin naik saja. Demikian dikatakan Kepala Badan Pengelola RSUD Rantauprapat dr. H. Tigor Panusunan Siregar, SpPD.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk fasilitas tempat tidur yang tersedia di RSUD sampai saat ini hanya sebanyak 140 tempat tidur, sementara jumlah pasien rawat inap rata-rata perharinya sampai 100 orang. Seperti pada medio februari lalu contohnya, pasien rawat inap tanpa ada kejadian luas biasa angkanya cukup tajam, sebanyak 105 orang pasien/hari.
Oleh sebab itu, menurut dr. Tigor biaya retribusi harus dinaikan seiring dengan inflasi yang terjadi, mengingat kebutuhan pokok RSUD dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pelayanan, maka dipandang perlu untuk menaikan pola tarif pelayanan. Besarnya kenaikan ini relatif, katanya, sebab disesuaikan dengan layanan kelas yang diberikan atau rata-rata mengalami kenaikan sebesar 25 %.
Masih menurut dr.Tigor, kenaikan ini tidak ada yang berat, bukan berarti mengesampingkan pasien dari keluarga miskin (gakin), karena orang miskin di tanggung negara melalui program Askeskin. Akan halnya pasien dari gakin ini, Tigor mengatakan, untuk rawat inap sebanyak 25 orang pasien dari gakin/hari yang berarti 25 % dari jumlah pasien rawat inap secara umum. Dikatakannya, dalam melayani pasien secara umum pihaknya tidak membedakan antara pasien gakin maupun pasien umum, sehingga tidak mengherankan jika di tahun 2006 lalu sebanyak 7373 orang pasien gakin yang dirawat di RSUD ini, dengan perincian sebanyak 5810 pasien rawat jalan dan 1563 pasien rawat inap. Namun, dalam melayani pasien gakin ini pihaknya sering mengalami berbagai kendala, seperti adanya indikasi penyelewengan surat miskin dari kades dan kelurahan, tapi diakuinya hal itu diluar wewenang RSUD. Prinsipnya, tegas Tigor, selama administrasi dilengkapi calon pasien gakin maka ia akan mendapatakan perobatan cuma-cuma yang nantinya akan dibayar oleh negara, ujarnya.