Labuhanbatu_news

Situs Pribadi (Memuat Berita-Berita Seputar Labuhanbatu)

Google

08 Agustus 2007

Pupuk alternatif Membantu Petani

Petani dalam olahtaninya, kedepan tidak lagi akan terbebankan dalam penyediaan berbagai pupuk organik pabrikan yang konon, selain harganya semakin mahal, juga terkadang terkendala memperolehnya dikarena pasokan yang terbatas.
Para petani yang berdomisili di kec Kota Pinang, terlebih dibawah pengawasan koordinator penyuluh pertanian lapangan kantor informasi penyuluh pertanian(PPL-KIPP) BPP Kotapinang-Labuhanbatu, mayoritas dominan sebagai petani-kebun kelapa sawit. Kini terbantu dalam hal perawatan tanaman budidayanya.
Pasalnya, pihak PPL disana telah menemukan pupuk alternatif yang selain ramah lingkungan juga mudah dalam mengolah dan menyediakannya, karena memanfaatkan material-material yang ada dilingkungan tempat tinggal para petani, serta cost-nya yang rendah (ekonomis praktis), terlebih lagi efektivitasnya tak diragukan memiliki kemampuan dan keunggulan dalam memulihkan kembali tanah-tanah yang gersang agar kembali subur, gembur, sekaligus memberi kesehatan pada tanaman.
Bagaimana tidak, pupuk yang oleh warga setempat diberi nama MOD71(micro organisme decomposition) yang didalamnya terkandung 7 bakteri pembusuk dan 1 bakteri hidup didalam air, pembuatannya hanya membutuhkan beberapa kilogram kotoran ternak yang mudah didapat di sekitar tempat tinggal masyarakat. Ditambah beberapa bagian MOD71 yang telah diaktifkan, akan menghasilkan beberapa bakteri yang bermanfaat pada tanaman, seperti azotobacter, bacillus, cactobacillus, nitro somonas, nitro
bacter, cytopago, sporocytophaga, micro coccus, actinomycetes dan
septomycetes. Selain itu, formulasi itu juga menghasilkan jamur trichoderma, gliocladium dan aspergilus, jenis jamur yang mampu mengendalikan dan membunuh jamur lainnya, sebagai sumber penyebab penyakit akar pada tumbuhan.
Demikian dikatakan Sugeng, kabag humas setdakab Labuhanbatu, Selasa(7/8). Ditambahkannya, penemuan yang juga dijadikan salahsatu produk unggulan Labuhanbatu yang ditampilkan pada Jambore TTG VII di Sergai itu, petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan pembuatannya dinilai mudah.
Pasalnya, dalam memanfaatkan kotoran ternak, seperti kambing/lembu sebanyak 60-100 kg, ditambah beberapa mililiter cairan MOD71 diaduk-aduk dalam satu wadah(drum), lalu ditutup rapat dengan karung goni plastik dan diikat mempergunakan karet ban, tapi penutup plastik dilubangi, hal itu katanya, untuk mengeluarkan kandungan gas yang dihasilkan.
Pada hari 1-3, bahan didlm drum itu diaduk-aduk, sedangkan pada hari ke 4-10 didiamkan, tetapi tutup dalam keadaan rapat. "Pada hari ke 11-20, drum dibuka, lantas dihari ke 21, pupuk cair/cor yang bervolume 1 drum (200 liter) dijadikan 5 drum atau 1.000 liter, dengan cara dan perincian tiap drum pupuk cairnya yang sudah menjadi sekira 40 liter ditambahkan air sebanyak 200 liter per drumnya, lalu masing-masing diaduk hingga rata. Sampai disini, pupuk cair telah dapat dipergunakan,” terang Sugeng.
Adapun untuk dosis pemakaiannya, ungkap Sugeng, penggunaan pada tanaman sayuran, tiap-tiap lubang tanaman disiramkan sebanyak 250 mililiter pupuk cair. "Sedangkan utk tanaman sayur berumur 1 bulan disirami sebanyak setengah liter tiap tanaman. Dan, untuk tanaman komoditi kelapa sawit, diawal penanaman, tiap lubang disiram 2 liter pupuk, tanaman umur 1-11 bulan sebanyak 5 liter. Sedangkan umur 12 keatas, mencapai 5-10 liter," paparnya.Pupuk Bokashi

Sedangkan untuk pembuatan pupuk cair jenis lainnya, yang lazim disebut juga dengan nama pupuk bokashi, untuk volume 1 Ton membutuhkan material MOD71 sebanyak 2 liter, Serbuk gergaji kayu 700 kg, Kotoran ternak Kambing/Lembu 300 kg, Pupuk Urea, TSP, MOP dan Dolomite, masing-masing takaran 10 kg. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan hanya 2 meter plastik hitam sebagai pengganti karung goni ditambah karet ban secukupnya. 2 buah skop, 1 buah timba air berukuran 10 liter air, 1 buah gembor dan 1,5 meter pipa paralon ukuran 1 inci atau dapat diganti dengan 1 batang bambu.
Selanjutnya dalam proses pembuatan, MOD71 mesti diaktifkan terlebih dahulu dengan pola mencampurnya bersama 100 liter air dan dicampur larutan 3 kg gula pasir. Kemudian diaduk hingga rata didalam satu drum, selanjutnya didiamkan selama 6-8 jam. Langkah berikutnya, serbuk gergaji dan kotoran ternak diaduk sambil perlahan menambahkan pupuk-pupuk Urea, MOP, TSP dan Dolomite, lalu, disiramkan MOD71 yg telah diaktifkan, sambil diaduk hingga betul-betul merata.
Kemudian material tersebut, papar Sugeng, dimasukkan kedalam karung sekalian memasukkan pipa sepanjang 30 cm kedalamnya dan diikat erat dengan karet.
Kegunaan pipa dimaksudkan untuk mengatur sirkulasi udara di dalamnya yg mesti 60-70 derajat fharenheid. Proses permentasi itu berlangsung selama 10 hari, selanjutnya untuk pengeringannya juga membutuhkan waktu 10 hari, setelah itu lantas dapat dipergunakan.
“Dosis pemakaiannya, untuk tanaman perkebunan kelapa sawit pada lubang tanam membutuhkan 5kg/lubang, tanaman umur 1 tahun sebanyak 10 kg per pohon dan tanaman berusia 2 tahun keatas juga mempergunakan 10 kg, dengan aplikasi 3 bulan sekali,” ujarnya.Keuntungan memanfaatkannya dipastikan tanah kian gembur, akar tanaman mudah menyerap unsur hara mempercepat perkembangan akar baru/bulu-bulu akar tanaman, dimusim penghujan air hujan juga akan mudah terserap oleh tanah sehingga dapat menyimpan kandungan air, selain itu dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia hingga 50 persen serta dapat menghambat perkembangan jamur akar putih pada tanaman, tandas Sugeng.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda