Labuhanbatu_news

Situs Pribadi (Memuat Berita-Berita Seputar Labuhanbatu)

Google

15 Agustus 2007

Napak Tilas Rumah Kelahiran Bung Hatta

Semua anak negeri ini sepakat, bahwa proklamator kemerdekaan Republik Indonesia pada 62 tahun silam adalah sosok Soekarno dan Moh Hatta. Tapi, apakah seluruhnya mengetahui sejarah tempat dan tanggal kelahiran sosok bung Hatta yang juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia?.

Minggu, (12/8) lalu, suasana Kota Wisata dan bersejarah Bukit Tinggi-Sumatera Barat, seperti hari-hari liburan sebelumnya selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung, baik masyarakat lokal dan luar daerah, bahkan wisatawan domestik ataupun waisatawan mancanegara.
Jam Gadang yang menjadi pusat jantung kota Bukit Tinggi seolah-olah tak mampu menampung pengunjung yang memadati daerah dengan latar belakang panorama alam yang memiliki udara sejuk dan indah dengan kehadiran landscape gugusan Bukit Barisan. Juga, didepan gedung Istana Gedung yang bernama Istana Bung Hatta terlihat aktivitas para muda setempat yang menggelar acara pentas seni berthemakan ‘bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai Jasa para Pahlawan’, melakukan pentas seni, seperti baca puisi dan lainnya.
Yup, pelaksanaan acara itu, selain didasari oleh jelang peringatan HUT RI ke-62, tapi lebih terfokus pada perayaan HUT Kelahiran Bung Hatta ke-105 tahun.
Pihak Pemerintahan Kota Bukit Tinggi disetiap tahunnya tepatnya pada tanggal 12 Agustus secara pasti melakukan berbagai kegiatan dengan tujuan untuk mengenang jasa salahseorang Proklamator Kemerdekaan RI.
Sekilas Tentang Bung Hatta
Bung Hatta dilahirkan di sebuah rumah yang sekarang terletak di kawasan jalan Soekarnao-Hatta Bukti Tinggi pada 12 Agustus 1902 lalu. Anak pasangan suami istri(pasutri) H Muhammad djamil dan Saleha dan merupakan turunan kedua dari Syech Batuhampar yang bernama Syech Abdurrahman.
Di rumah tersebut, bung Hatta memperoleh pembentukan watak, disiplin kerja, ketepatan waktu dan kasihsayang yang terpatri dalam kepribadian dari orangtuanya.
Bung Hatta menimba pendidikan sekolah dasarnya di Eurepes Lageree School (ELS) di Bukit Tinggi. Selanjutnya di Meer Uitgebreid Lager Orderwijs (MULO) dan Prins Hendrik School(PHS) di Batavia. Kemudian melanjutkan pendidikan ke negeri Belanda (1921-1932) di Handels Hoogs School, sekolah dagang di Rotterdam(Belanda). Perjuangan bung Hatta sudah dimulai sejak sekolah, yaitu bersama-sama teman seperjuangan mendirikan Jong Sumateranen Bond.baik di Padang maupun di Batavia. Perjuangan bapak tiga putri, yakni Meutia Farida, Gemala Rabi’ah dan Halida Nuriyah ini, terus dilakukannya dalam berbagai bentuk sampai akhir hayatnya pada tanggal 14 Maret 1980.

Pelestarian Rumah Kelahirannya
Gagasan pembangunan kembali rumah kelahiran bung Hatta bermula dari ketua Yayasan Pendidikan Wawasan Nusantara(Yayasan Pendidikan Bung Hatta/ Universitas Bung Hatta Padang) yang berkerjasama dengan pihak Pemerintah Kota Bukit Tinggi. Pada September 1994, lahan rumah kelahiran Bung Hatta mendapat upaya pembebasan oleh Pemerintahan daerah Bukit Tinggi, lalu pada Januari 1995, dimulailah penelitian untuk mendapatkan bentuk rumah yang dibangun, didasari foto-foto yang masih tersimpan oleh keluarga dan dilakukan penginterpretasian ke dalam gambar perencanaan. “Pihak Pemerintah Bukti Tinggi melakukan perbaikan rumah kelahiran Bung Hatta, namun ornamentnya masih menyerupai bentuk rumah aslinya, hal itu didasari memoar bung Hatta yang ada,” ujar Yonni penjaga Rumah tersebut, , Minggu(12/8) lalu.
Rumah yang terbuat dari struktur kayu itu, ujarnya, diperkirakan dibangun pada tahun 1860-an dan mengalami masa pasang surut secara fungsi dan fisik, karena sudah tua dan pada tahun 1960-an. Katanya lagi, sebelum akhirnya dibeli oleh H Sabar, bangunan belakang rumah tersebut masih berfungsi dan dihuni oleh beberapa keluarga secara bergantian.
Pelaksanaan pembangunannya baru dimulai pada tanggal 15 Januari 1995 dan diresmikan pada 12 Agustus 1995 yang berketepatan dengan hari kelahiran bung Hatta dan peringatan 50 Tahun Kemerdekaan Indonesia.

Kelengkapan Rumah
Untuk mengmbalikan ke suasana aslinya, rumah itu juga dilengkapi dengan peralatan-peralatan seperti tempat tidur(kui), kuningan dari Inggris, Kero hitam(tempat tidur hitam), tempat tidur ukir yang dipergunakan oleh bung Hatta serta perabotan-perabotan lainnya, seperti kursi, meja dan beberapa koleksi foto serta lukisan yang berasal dari pihak keluarga.
Penataan landscapenya, aku Yonni, ruang luar diusahakan seperti suasana awalnya, yakni dengan ditanamnya kemnali tiga pohon jambak(jambu bol) dan pohon sawo di depan istal. Serta untuk tanaman pendukung lainnya ditanam beberapa pohon yang sudah mulai jarang ditemukan pada saat sekarang ini, seperti tetehan, bungo kuniang, adam dan hawa, pinag rajo, kaladi aie dan tanaman penghias lainnya.
Upaya mengenang salahseorang proklamator kemerdekaan Indonesia adalah dengan mengabadikan kehidupan dan penghidupannya dengan menghadirkan kembali suasana kehidupan masa lalunya dengan membangun kembali kelahiran bung Hatta.
“Membangun kembali rumah kelahiran Moh Hatta itu juga bertujuan untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangannya, karena dengan membangun dan melestarikannya, diharapkan para generasi penerus dapat mempelajari dan lebih memahami kepribadian serta ketokohannya, sehingga muncul sebagai pemimpin terkemuka republik,” papar tenaga honorer di kantor Pariwisata, Seni dan budaya Pemkot Bukit Tinggi itu.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda